Senin, 01 Februari 2010

Tiga Puisi Gunung

I
Perempuan-perempuan Gunung


Perempuan-perempuan gunung
Pergi ke kebun menggali keladi
Setelah pohon-pohon kopi ditebang penguasa

(pagi itu)
Perempuan-perempuan gunung
Pergi ke kebun seperti pagi yang lain
Lalu aparat menembaki tanah sesenti di kaki mereka

Perempuan-perempuan gunung
Diadili sebagai perambah hutan
dipenjara 6 bulan
Di atas perjanjian yang dikhianati penguasa


Manggarai, 19 April 2004


II
Jangan Tanya Namaku


Jangan tanya namaku
Aku petani kopi yang dirampas tanahnya
Untuk itu aku datang
Menjemput perempuan penggali keladi yang diculik di kebun kami

Jangan ambil gambarku
Rentetan tembakan yang menghancurkan kakiku
Akan kau ingat sepanjang hidup kalian
Saat kami disambut tembakan
Digiring ke lorong
Ditembak, diinjak dan disiksa

Jangan todongkan pistol di kepala kami
Di atas ranjang rumah sakit ini
Karena keberanian kami akan melumpuhkan pelurumu



Pada sebuah rumah sakit, Manggarai 19 April 2004



III
Kau Ambil Parang Kami, Kurampas Senjata Kalian!

Kepada Perempuan Desa Colol


Ratusan perempuan
Seperti rombongan kupu-kupu memenuhi kebun
Orang-orang berseragam
Memoncongkan senjata api pada tubuh mereka

”Kau maju selangkah, Kami maju dua langkah,” Teriak perempuan
”Berhenti menebang pohon kopi, atau kami tetap menghadang,” Perempuan mengacungkan parang

Moncong senjata siap menerkam
Dua perempuan menelanjangi diri

”Kau ambil parang kami, Kurampas senjata kalian!” Lawan perempuan

Pasukan bersenjata mundur
Ratusan perempuan menabuh gong memanggil kekuatan jagat raya



Manggarai, 19 April 2004
Dewi Nova Wahyuni

0 komentar:

Posting Komentar

untuk teman-teman yg belum punya web or blog pada bagian kolom "BERI KOMENTAR SEBAGAI" : pilih Name / URL, Kolom nama di isi sesuai nama anda dan pada kolom URL kosongkan saja, demikianlah & terima kasih atas partisifasinya

KONSENSUS

OPINI

  • Kaca Benggala: Sumpah Palapa - Oleh: Agus Jabo Priyono*) Ibarat pepatah, sebagai sebuah bangsa kita sedang berlayar dengan perahu besar, melawan gelombang liar. Dikurung langit yang tla...
    14 tahun yang lalu

ARSIP

BERANDA