Aku Masih Utuh dan Kata-kata Belum Binasa

aku bukan artis pembuat berita
tapi aku memang selalu kabar buruk buat
penguasa

puisiku bukan puisi
tapi kata-kata gelap
yang berkeringat dan berdesakan
mencari jalan
ia tak mati-mati
meski bola mataku diganti
ia tak mati-mati
meski bercerai dengan rumah
ditusuk-tusuk sepi
ia tak mati-mati
telah kubayar yang dia minta
umur-tenaga-luka
kata-kata itu selalu menagih
padaku ia selalu berkata
kau masih hidup
aku memang masih utuh
dan kata-kata belum binasa

(18 juni 1997)

Kenanganmu

Tadinya tidur menyapaku
Lelah hari ini pun mengoda mataku
Namun sekilas sayu
berganti, rindu.........

Bukan Cinta itu maksudmu
Namun mencintai semua rasa
membuatku malu
untuk tidur lelap dibalik asa

Kenangan lama yang jingga
menjalar seperti nadi dan senyawa
membuat sendi terasa tegap melangkah
karena jiwa yang kau tempah

aku tak merasakan harum bau tekukmu
atau warna warni taman hatimu
yang ku tahu itu caramu
menikmati hidup bersama lara bangsamu

sama seperti serapahmu
seredum serak serau suara binatang malam
tak kita hirau
meski perut melilit setiap menjelang malam
karena kiriman telah lenyap
ditelan kumpulan kertas
senyap...............
tertawa lepas, seolah karang seperti kapas

Malam panas yang gelap
seperti awal....
saat kau dan aku tak boleh meratap
meski kembali keawal

bukan pongah...
tapi mencoba gagah
bertahan seperti karang
agar lebih garang

menyapu landai langit
dengan jiwa-jiwa yang sengit
tak menyerah dengan kepongahan
seperti mengenangmu......aku terus bertahan