Senin, 05 Oktober 2009

Dimana aku berdiri

Semenanjung kota ini penuh aroma anyir.
Reruntuhan bangunan merusak semilir angin yg berhembus pagi ini.
anggun hembusan angin membuatku semakin tau ttg khilaf.
Ia mengejekku.... peradabanmu rapuh kawan.
Liat hanya hitungan menit bahkan detik kami robohkan bangunanmu.
Tak kurang kami himpitkan saudaramu agar semua tau tak abadi.
Kepongahan itu tak berarti bagi kami.
Kumpulkan semua jerí payahmu menghisap sesamamu,
bangun yang banyak besok atau lusa akan kami robohkan lg.

Alam...dimana aku berdiri jika kau murka

edo

0 komentar:

Posting Komentar

untuk teman-teman yg belum punya web or blog pada bagian kolom "BERI KOMENTAR SEBAGAI" : pilih Name / URL, Kolom nama di isi sesuai nama anda dan pada kolom URL kosongkan saja, demikianlah & terima kasih atas partisifasinya

KONSENSUS

OPINI

  • Kaca Benggala: Sumpah Palapa - Oleh: Agus Jabo Priyono*) Ibarat pepatah, sebagai sebuah bangsa kita sedang berlayar dengan perahu besar, melawan gelombang liar. Dikurung langit yang tla...
    14 tahun yang lalu

ARSIP

BERANDA