Kamis, 18 Februari 2010

Membiru

Senyummu itu...
tak seperti dulu...........

ketika kau duduk disini bersamaku
Dengan baju sekolahmu yang kumuh
kala kau dan aku nyaris mengalah dengan waktu
diwaktu mimpi itu terus mendesakmu

Indah....
Seperti jiwa-jiwa yang mempesona
Bak bidadari yang muncul seketika
Memeluk erat jiwa kita
Sewaktu asa bergumul dalam rasa

kau ingatkan aku...
Bahwa dunia pasti berganti rupa
seperti surga....
Rumah Adam dan Hawa kala memadu Cinta
Tapi itu mimpi lamamu..

Aku tak mengerti lagi tentangmu
Aku tak faham lagi tentang arahmu
Karena rupamu.................
karena langkahmu............

Kau mengikari mimpimu
menusuk ulu hati jiwamu
Seperti seorang gadis berdiri digurun pasir
tersesat setalh lama menjadi musafir

Kau jual Kehormatan jiwamu
Seperti sampul buku yang kau bawa dulu
Mulai kusam dan kumal
seperti jiwa yang mulai mendangkal
karena kau gadaikan rakyatmu

kau jual mimpimu
mimpi kita kala berdua
kala senja merona
tersenyum melihat kita

Sewaktu kau memuji gejolak jiwa
memaki realita dunia...
kala kau memaparkan cita-cita kita
berteriak dengan pengeras suara
Bahwa Harapan untuk berubah
Adalah segala-galanya

Kini jiwamu telah membiru
Luka lebam dan membiru
Kelam dan terus menusuk jantungmu
seperti jiwa yang layu

Keluh...mu
tak lagi menjadi keluh rakyatmu
Hidanganmu
tak lagi sesederhana dulu

semua memujamu kawan
semua membiusmu teman
hingga kau lupa... tentangmu,
Bahwa luka rakyat telah membiru

Kelopak Bunga itu telah runtuh
Tak mungkin lagi berbuah seperti dulu
semua itu ulahmu
bersekutu dengan musuh

coba biarkan luka itu terus membiru
agar kau tau .....
bahwa semua hanya menuggu satu
menunggu waktu menagih janjimu
luka yang membiru akan terasa pilu.....



Puisi-puisi: edo Saman

0 komentar:

Posting Komentar

untuk teman-teman yg belum punya web or blog pada bagian kolom "BERI KOMENTAR SEBAGAI" : pilih Name / URL, Kolom nama di isi sesuai nama anda dan pada kolom URL kosongkan saja, demikianlah & terima kasih atas partisifasinya

KONSENSUS

OPINI

  • Kaca Benggala: Sumpah Palapa - Oleh: Agus Jabo Priyono*) Ibarat pepatah, sebagai sebuah bangsa kita sedang berlayar dengan perahu besar, melawan gelombang liar. Dikurung langit yang tla...
    14 tahun yang lalu

ARSIP

BERANDA