Kamis, 07 Januari 2010

sebuah cerita

sesungguhnya aku menunggu-mu
menunggu gelap itu berganti terang
seperti ketika terpenjamnya mata mu
dan terkejut kala terang benderang

seperti pagi yang menunggu mimpi
mimpi kita dalam merajut gelojak
seperti tampi beras yang tak berisi
terkadang kerak nasi pun tak lagi berserak

karena kita bermimpi
banyak cerita tentang mimpi
bantuan dana utnuk petani dan rakyat miskin disana sini
tapi mimpi..., karena itu bukan dinegeri ini

buah ranum ku pun tak berbuah lagi
kayu yang keras itu telah mengecil seperti lidi
seperti mental para pembahas masalah century
makin lama makin mengecil seperti tusuk gigi

berdepat paling keras suara
seperti suara bedil dibulan puasa
keras seperti apa........
tak tak mengena apa-apa, cuma suara
bedil bambu...dibulan puasa waktu itu
suaranya keras bertalu-talu, sayang cuma bedil bambu

aku, kau dan dia yang setiap pagi bercerita
tentang nasib gurita
seperti nasib juga mereka
terlunta karena sekarat, akibat cinta berbalut duka

kena harus dipertahankan jika merasa sengsara
kenapa harus LANJUTKAN......
semua sandiwara
coba HENTIKAN...........

Seperti cerita kemarin
seperti rayap yang bahu membahu
merobohkan kayu
meski telah terbungkus dengan pernin

kenapa tidak......
karena cerita dimulai dari kita
dari semua mimpi berdua
seperti temujin dinegeri cina....

susun.....
bangun....
rangkai....
semua resah, semua mimpi,semua tujuan yang sama
dalam sebuah cerita bersama......
sesungguhnya.....
Kita sama-sama Sengsara...

edo,060110

0 komentar:

Posting Komentar

untuk teman-teman yg belum punya web or blog pada bagian kolom "BERI KOMENTAR SEBAGAI" : pilih Name / URL, Kolom nama di isi sesuai nama anda dan pada kolom URL kosongkan saja, demikianlah & terima kasih atas partisifasinya

KONSENSUS

OPINI

  • Kaca Benggala: Sumpah Palapa - Oleh: Agus Jabo Priyono*) Ibarat pepatah, sebagai sebuah bangsa kita sedang berlayar dengan perahu besar, melawan gelombang liar. Dikurung langit yang tla...
    14 tahun yang lalu

ARSIP

BERANDA