Selasa, 08 September 2009

Menjauh dari nafas kapitalisme

Akhir dapat juga tiket pulang lewat Batavia Air. Hampir seminggu di dua kota besar penyangga ekonomi dan urat nadi pemerintahan ini tak banyak yang kudapat. Mengelilingi jakarta dan Bandung dgn keterbatasan waktu, berakibat tak satu pun aku dapat menemui kawan lama atau mencoba main kekantor mereka. Ada niat, cuma takut mendapatkan respon yang tak mengenakan. Namun aku merindukan mereka all, meski kini berbeda cara menuju satu muara. Mungkin waktu aku pulang menuju daerah kerjaku, menjauh dari jantung kapitalisme. Karena mungkin aku tak setangguh mereka, Jakarta hanya milik petarung sejati.

0 komentar:

Posting Komentar

untuk teman-teman yg belum punya web or blog pada bagian kolom "BERI KOMENTAR SEBAGAI" : pilih Name / URL, Kolom nama di isi sesuai nama anda dan pada kolom URL kosongkan saja, demikianlah & terima kasih atas partisifasinya

KONSENSUS

OPINI

  • Kaca Benggala: Sumpah Palapa - Oleh: Agus Jabo Priyono*) Ibarat pepatah, sebagai sebuah bangsa kita sedang berlayar dengan perahu besar, melawan gelombang liar. Dikurung langit yang tla...
    15 tahun yang lalu

ARSIP

BERANDA